Warta Wanita - Membina Rumah Tangga Sakinah | Setiap orang
yang telah berumah tangga pasti menginginkan dan mendambakan suatu kehidupan rumah
tangga yang bahagia, tentram, sejahtera, penuh dengan keamanan dan ketenangan, karena
memang fitrahnya manusia adalah
senantiasa condong kepada hal-hal yang bisa menentramkan jiwa serta
membahagiakan anggota badannya, sehingga berbagai cara dan usaha ditempuh untuk
meraih kehidupan yang sakinah tersebut.
Sebuah kehidupan
rumah tangga yang sakinah, yang dibangun diatas rasa cinta dan kasih
sayang, tentu sangat berarti dan bernilai dalam sebuah rumah tangga. Betapa
tidak, bagi seorang pria atau seorang wanita yang akan membangun sebuah rumah
tangga melalui tali pernikahan, pasti berharap dan bercita-cita bisa membentuk
sebuah rumah tangga yang sakinah.
HAKEKAT
KEHIDUPAN RUMAH TANGGA YANG SAKINAH
Hakekat dari
kehidupan yang sakinah adalah suatu kehidupan yang dilandasi mawaddah
warohmah (cinta dan kasih sayang) dari Allah subhanahu wata’ala
Pencipta alam semesta ini. Yakni sebuah kehidupan yang dirihdoi Allah, yang
mana para pelakunya/orang yang menjalani kehidupan tersebut senantiasa berusaha
dan mencari keridhoan Allah dan rasul-Nya, dengan cara melakukan setiap
apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah dan
rasulNya.
Maka
kesimpulannya, bahwa hakekat dari kehidupan rumah tangga yang sakinah adalah terletak
pada penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan berumah tangga yang bertujuan
mencari ridho Allah subhanahu wata’ala. Karena memang hakekat ketenangan
jiwa (sakinah) itu adalah ketenangan yang terbimbing dengan agama dan
datang dari sisi Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana firman Allah
(artinya):
“Dia-lah
yang telah menurunkan sakinah (ketenangan) ke dalam hati orang-orang yang
beriman agar keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah
ada).” (Al
Fath: 4)
Jika ada
yang mengatakan kalau sakinah itu datang ketika banyaknya harta berlimpah,
rumah mewah atau segala sesuatu bentuk kesenangan dunia maka sesungguhnya sakinah
tersebut adalah SEMU atau hanya bersifat sementara. Maka jika mengiginkan
kehidupan sakinah yang sebenarnya hendaklah kembali kepada Allah dan Rosul-Nya.
Jalankan setiap perintah-Nya dan jauhi setiap larangan-Nya maka disitu akan
ditemukan sakinah yang sebenarnya.
BIMBINGAN
RASULULLAH DALAM MEMBINA RUMAH TANGGA
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam selaku uswatun hasanah (suri
tauladan yang baik) yang patut dicontoh telah membimbing umatnya dalam hidup
berumah tangga agar tercapai sebuah kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah
warohmah. Bimbingan tersebut baik secara lisan melalui sabda beliau shallallahu
‘alaihi wasallam maupun secara amaliah, yakni dengan
perbuatan/contoh yang beliau shalallahu ‘alaihi wasallam lakukan.
Diantaranya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa
menghasung seorang suami dan isteri untuk saling ta’awun (tolong
menolong, bahu membahu, bantu membantu) dan bekerja sama dalam bentuk saling
menasehati dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketakwaan,
sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ
الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ
أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ
أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
“Nasehatilah
isteri-isteri kalian dengan cara yang baik, karena sesungguhnya para wanita
diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang
rusuk adalah bagian atasnya (paling atas), maka jika kalian (para suami) keras
dalam meluruskannya (membimbingnya), pasti kalian akan mematahkannya. Dan jika
kalian membiarkannya (yakni tidak membimbingnya), maka tetap akan bengkok.
Nasehatilah isteri-isteri (para wanita) dengan cara yang baik.” (Muttafaqun ‘alaihi.
Hadits shohih, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Dalam
hadits tersebut, kita melihat bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam membimbing para suami untuk senantiasa mendidik dan menasehati
isteri-isteri mereka dengan cara yang baik, lembut dan terus-menerus atau
berkesinambungan dalam menasehatinya. Hal ini ditunjukkan dengan sabda beliau shallallahu
‘alaihi wasallam:
وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ
أَعْوَجَ
yakni “jika
kalian para suami tidak menasehati mereka (para isteri), maka mereka tetap
dalam keadaan bengkok,” artinya tetap dalam keadaan salah dan keliru.
Karena memang wanita itu lemah dan kurang akal dan agamanya, serta mempunyai
sifat kebengkokan karena diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok sebagaimana
disebutkan dalam hadits tadi, sehingga senantiasa butuh terhadap nasehat.
Akan
tetapi tidak menutup kemungkinan juga bahkan ini dianjurkan bagi seorang isteri
untuk memberikan nasehat kepada suaminya dengan cara yang baik pula, karena
nasehat sangat dibutuhkan bagi siapa saja. Dan bagi siapa saja yang mampu
hendaklah dilakukan. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.” (Al ‘Ashr: 3)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ
“Agama itu
nasehat.” (HR.
Muslim no. 55)
Maka
sebuah rumah tangga akan tetap kokoh dan akan meraih suatu kehidupan yang sakinah,
insya Allah, dengan adanya sikap saling menasehati dalam kebaikan dan
ketakwaan.
DIANTARA
TIPS/CARA MERAIH KEHIDUPAN YANG SAKINAH
1.
Berdzikir
Ketahuilah,
dengan berdzikir dan memperbanyak dzikir kepada Allah, maka
seseorang akan memperoleh ketenangan dalam hidup (sakinah). Allah subhanahu
wata’ala berfirman (artinya):
“Ketahuilah,
dengan berdzikir kepada Allah, (maka) hati (jiwa) akan (menjadi) tenang.” (Ar Ra’d: 28)
Baik dzikir
dengan makna khusus, yaitu dengan melafazhkan dzikir-dzikir
tertentu yang telah disyariatkan, misal:
أَسْتَغْفِرُالله ,
dan
lain-lain, maupun dzikir dengan makna umum, yaitu mengingat, sehingga
mencakup/meliputi segala jenis ibadah atau kekuatan yang dilakukan
seorang hamba dalam rangka mengingat Allah subhanahu wata’ala, seperti sholat,
shoum (puasa), shodaqoh, dan lain-lain.
2.
Menuntut ilmu agama
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ
مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ
نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ
“Tidaklah
berkumpul suatu kaum/kelompok disalah satu rumah dari rumah-rumah Allah
(masjid), (yang mana) mereka membaca Al Qur`an dan mengkajinya diantara mereka,
kecuali akan turun (dari sisi Allah subhanahu wata’ala) kepada mereka as
sakinah (ketenangan).” (Muttafaqun ‘alaihi. Hadits shohih, dari shahabat Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu)
Dalam
hadits diatas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan kabar
gembira bagi mereka yang mempelajari Al Qur`an (ilmu agama), baik dengan
mempelajari cara membaca maupun dengan membaca sekaligus mengaji makna serta tafsirnya,
yaitu bahwasanya Allah akan menurunkan as sakinah (ketenangan jiwa) pada
mereka.
Demikianlah
diantara beberapa hal yang bisa dijadikan tips untuk meraih dan membina rumah
tangga yang sakinah. Wallahu a’lam. Semoga kajian ringkas ini dapat kita
terapkan dalam hidup berkeluarga sehingga Allah menjadikan keluarga kita
keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Amiin, Ya Rabbal alamiin.
Sumber:
http://www.assalafy.org/artikel.php?kategori=akhlaq=8
Penulis: Buletin Al Ilmu Jember
Disadur dari : http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/akhlak-adab/tips-membina-rumah-tangga-sakinah/
0 comments :